Menunda Tugas

Menunda Tugas

Disebuah pagi aku dan teman-temanku sedang berkumpul bersama. Kami mengobrol santai dan sesekali bercanda gurau, menceritakan hal lucu karena kami sudah lama tidak bertemu. Ini berawal dari pesan singkat yang dikirimkan temanku kemarin sore.

Kamu mau ikut kumpul atau tidak? Kita sudah lama tidak bertemu!

Aku yang saat itu sedang sibuk mengerjakan tugas langsung bimbang. Ajakan itu sangat menarik dan sayang jika dilewatkan, lagipula kami memang jarang berkumpul bersama. Setelah menimang-nimang cukup lama, akhirnya aku mengiyakan ajakannya tanpa berpikir panjang. 

"Bagaimana sekolahmu? Apakah menyenangkan?" tanya Wawa, sahabatku. 

Aku mengangguk. "Iya, cukup menyenangkan."

"Aku sudah pernah absen 2 kali karena sakit. Dan ketika itu aku ketinggalan banyak mata pelajaran." curhatnya padaku.

Rista menyahut. "Halah! Kamu saja pekerjaan rumah tidak pernah disentuh, sok-sok an sedih tertinggal pelajaran."

Aku hanya tertawa mendengar celetukan Rista. Namun didalam hati aku teringat nasib tugas-tugas sekolahku yang masih sangat menumpuk dan belum aku kerjakan. Padahal deadline sudah didepan mata.

Nanti saja, pasti selesai aku kerjakan, batinku. 

Kami terus berlanjut mengobrol hal-hal yang mengasyikkan sambil sesekali bernostalgia. Tidak terasa waktu terus berputar hingga jarum jam menunjuk angka dua belas siang. Sudah terhitung empat jam aku mengobrol bersama mereka.

"Ayo setelah ini kita pergi ke Toserba Baru, mari bermain beberapa game disana, seperti dulu." ajak Wawa.

"Ayo!" Rista menyahut senang.

Sementara aku kembali bimbang. Bagaimana jika aku tidak bisa menyelesaikan tugas sekolah tepat waktu? Namun yang ada di otakku hanyalah kesenangan dan tidak memikirkan resiko apa yang akan kutanggung kedepannya.

"Baiklah, mari kita pergi." balasku sambil tersenyum.

Akhirnya kami memutuskan untuk berangkat dengan menaiki angkutan umum setelah melaksanakan shalat Dzuhur. Cuaca saat itu sangat panas sehingga kami langsung membeli minuman begitu sampai disana.

"Kamu tidak sibuk, kan? Mari kita habiskan waktu seharian disini." tutur Rista dengan senyum merekah.

Wawa mengangguk. "Tentu! Ayo kita lakukan!"

Aku yang tidak tega menolak permintaan mereka memilih mengiyakan, lagi. Hal yang tidak aku sadari akan berdampak buruk pada tugas sekolahku nanti. 

Sampai akhirnya kami pulang pada pukul empat sore. Aku bergegas menuju kamar dan mengerjakan tugas sekolahku yang deadline pengumpulannya besok pagi. Aku terus mengerjakan hingga adzan Maghrib berkumandang.

"Tugasmu banyak sekali, ya?" tanya kakakku dengan nada menyindir.

Aku mengangguk. "Besok terakhir dikumpulkan."

"Kenapa tadi pergi bermain kalau masih banyak tugas? Dan kenapa tidak dikerjakan pada hari-hari sebelumnya?" tanya Kakakku. 

Aku diam. Mencoba mengingat, pada hari-hari sebelumnya aku sibuk membenahi kamar. Dan saat aku tidak sibuk rasanya sangat malas untuk mengerjakan tugas. Menyadari ini semua adalah kesalahanku sendiri. Aku menundukkan kepala.

"Makanya lain kali jangan suka menunda-nunda tugas!"

Mulai saat itu aku mengutamakan mengerjakan tugas dibanding bersenang-senang. Aku sadar kalau waktu harus dimanfaatkan dengan baik agar kita mendapatkan hasil yang baik pula. 

Komentar